Muhammad
Syafe’i (1896 – 1966)
Biodata singkat
Lahir di Sumatera
barat tertanggal 21 Januari 1896. Di masa mudanya, beliau mendapat tulisan dr.
Ciptomangunkusumo dan dr. Douwes Dekker dari orang tuanya yang membangkitkan
jiwa nasionalisme beliau.
Pada tahun 1922,
beliau belajar ke Belanda untuk memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman
dimana kedua hal tersebut beliau aplikasikan dalam jasanya membangun pendidikan
di Indonesia. Hasil dari poin ini, beliau berkesimpulan bahwa metode yang benar
yang mampu mengaktifkan murid dan hal inilah landasan beliau dalam membangun
INS (Indonische Nederland School) di Kayutanam pada tertanggal 31 Oktober 1926.
Dasar Filosofis Metode Pendidikan
Muhammad Syafe’i
Metode pendidikan
Muhammad Syafe’I berdasarkan pada nasionalisme dan developmentalisme.
Nasionalisme yang dipegang oleh Syafe’i merupakan nasionalisme pragmatis
berdasarkan agama, yaitu berpenekanan pada pemandaian bangsa agar dengannya dapat
berbuat sesuatu bagi manusia.
Aliran developmentalisme
yang dipegang oleh Syafe’i terpengaruh dari gagasan “sekolah kerja” John Dewey
dan George Kerschensteiner serta gagasan “pendidikan alam sekitar”-nya Jan
Lightart. Konsep sekolah kerja dari Kerschensteiner sistem INS yang karenanya
membuat sekolah berbasis aktivitas dan anti pada pengajaran “verbal only”. Beberapa konsep Jan
Lightart yang dipakai Syafe’i ialah konsep
pendidikan alam sekitar dan kebebasan murid. Konsep pendidikan alam sekitar
membuat INS tidak buta akan daerah sekitar sedangkan konsep kebebasan melatih
murid mengetahui makna tanggung jawab.
Teori Pendidikan
Bagi Syafe’i,
pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang digunakan untuk menjalani evolusi
kehidupan oleh manusia. Menurut beliau, manusia yang mengikuti perkembangan
zamanlah yang dapat bertahan.
Syafe’i menujukan
pendidikan untuk membentuk kesempurnaan lahir dan batin seorang individu agar
dapat mengikuti arus perkembangan zaman secara kontinuitas. Yang disebut
sebagai sempurna lahir dan batin disini, menurut Syafe’i, adalah manusia yang
aktif kreatif dalam berhidup di lingkungan mereka.
Beliau juga membuat
kurikulum yang ditinjau dari segi tujuan personal pendidikan, kurikulumnya
terdiri dari pendidikan umum dan pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan ini
disebut sebagai “pelajaran pekerjaan tangan” yang sangat bersesuaian dengan
pandangan beliau dalam pendirian INS.
Syafe’i dalam
pemahamannya tentang pendidikan, menggunakan prinsip-prinsip psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Prinsip psikologi perkembangannya terfokus
pada pemahaman karakteristik perkembangan individu terutama pada perkembangan
anak. Sedangkan untuk prinsip psikologi belajar yang digunakan adalah tipe-tipe
anak dalam belajar (tipe visual, auditif, motorik dan campuran). Dalam hal ini
Syafe’i memberikan penekanan pada tipe motorik dan campuran karena kedua tipe
ini belajar dengan beraktifitas, cara yang bersesuaian dengan kekhasan beliau.
Pada prinsip ini, Syafe’i cenderung pada empirisme dimana dia mempercayai bahwa
berpikir itu berintikan pengalaman
Syafe’i juga memiliki
perhatian yang tinggi terkait atensi, daya khayal, bermain, “pekerjaan tangan”,
dan pengajaran melalui pengalaman serta anti pada tipe pengajaran “hanya verbal”.
Dari ulasan mengenai prinsip-prinsip
pendidikan Syafe’i dapat disimpulkan bahwa beliau sangat mengangkat konsep
“pekerjaan tangan” dan menolak konsep pengajaran “hanya verbal”. Dengan
demikian sang pelajar akan aktif dalam belajar (beraktivitas) dan guru menjadi
manajer belajar.