Selasa, 26 Oktober 2010

Kritisi Artikel Kenali Diri, Potensi, dan Kampus ini


Pada masa peralihan dari Sekolah Menengah Atas ke perguruan tinggi memang kebanyakan mahasiswa baru mengeluhkan prosesnya. Padahal kalau mereka menikmati proses yang ada, sesuatu yang semula dianggap beban malah menjadi suatu yang menyenangkan dan tidak membenani. Masalahnya di sini mungkin karena penerimaan psikis dari masing-masing mahasiswa baru berbeda-beda menurut pandangan mereka. Baik itu bersifat positif maupun negatif.

Mahasiswa baru yang cenderung menerima secara positif kegiatan yang ada di kampus pada masa awal adaptasi, mungkin lebih siap menghadapi sistem perkuliahan secaa efektif. Kegiatan ini diselipi dengan berbagai macam tugas sebagai contoh yaitu pada acara prosesi di fakultas psikologi yang diharapkan dapat membantu mahasiswa baru dalam mempersiapkan diri. Dari segi intensitas, tugasnya memang banyak. Namun, dari segi positif mahasiswa baru dapat merasakan manfaat yang besar dari kegiatan ini. Mereka secara tidak langsung dapat menyesuaikan diri untuk menepati deadline tugas, bekerja di bawah limit waktu yang sempit dan berbagai hal lainnya.

Mungkin proses ini bisa juga disebut dengan “ospek .“ Ospek versi kampus ini memang bisa dibilang “halus” dibanding ospek universitas lainnya. Tidak diperbolehkan adanya praktik perpeloncoan. Apabila hal ini terjadi, senior yang melakukan berbagai macam kontak fisik terhadap mahasiswa baru bisa diknai sanksi. Sepatutnya hal ini memang harus diterapkan karena banyak pihak serta dari mahasiswa sendiri menyayangkan perbuatan yang kurang bermartabat seperti yang pernah terjadi sebelumnya di masa lalu. Penerapan ospek “damai” ini diharapkan dapat lebih menggali potensi diri mahasiswa baru untuk melakukan proses-proses adaptasi seperti yang dijelaskan di atas. Sangat mulia untuk melakukan hal yang baik dan menghancurkan tradisi-tradisi yang sungguh konservatif yang memang tidak sinkron dengan masa globalisme saat ini. Dan pada akhirnya bisa disimpulkan bahawa orang tua bisa lebih mempercayakan anaknya untuk mengikuti ospek “damai” Universitas Indonesia ini.