Kamis, 31 Juli 2014

Payung

*terinspirasi dari pengojek payung, mereka yang mengais nasi di jalan
Gundah gulana, harapnya tidak, payung-payung kusam
Di balik ada hujatan, aku biasa, mereka tegar
Meski tergopoh, miris sudah, aku gusar
Bilik kereta tak lagi luas, aku sigap, mereka kuat
Pekik tangis, dalam pekat, hujan, mereka kebas
Ku tanya dinding, dingin, sandaran pungung-punggung
Kertas harap, nominal fiksi, mereka peduli
Kornea mata sayu, saraf pigmen, terik sudah mereka rasa
Jemu memang, di samping kuda-kuda besi
Gumpalan karbon, ah, mereka benar, terbiasa
Sirine, tanda lari menyeret asa
Tutup langkah, jika sepi mendekat
image
Mereka yang menangis di bawah pekik hujan dengan segenap harga diri