Kamis, 23 Juni 2011

KASUS KEMISIKINAN STRUKTURAL DI INDONESIA (Tugas Inkemas, Individu, Kebudayaan dan Masyarakat). Fakultas Psikologi UI 2010

CONTOH KASUS KEMISIKINAN STRUKTURAL DI INDONESIA




Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang timbul akibat ketimpangan kondisi struktur perekonomian di masyarakat. Kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan ekonomi oleh pemerintah, penguasaan faktor-faktor produksi sekelompok organsasi atau orang, monopoli perdagangan , kolusi antara pengusaha dan pejabat dan lain-lainnya(seperti kasus Gayus Tambunan). Kemiskinan struktural disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia.


Dalam hal ini yang saya mau angkat sebagai contoh adalah nelayan. Mereka dapat dikatakan sebagai “korban” sistem ekonomi. Bagaimana tidak? Sejak zaman orde baru sistem ekonomi yang buruk dan marak akan korupsi kolusi dan nepotisme membuat sistem ekonomi Indonesia hancur berantakan. Utang luar negeri yang menumpuk karena kebijakan pemerintah yang salah membuat rakyat menjadi korbannya. Akibat pengambilan keputusan yang salah dari kebijakan luar negeri, membuat utang yang berbunga tingi yang pada akhirnya melahirkan krisis ekonomi pada tahun 1997. Marta uang Indonesia drop ke angka yang fantastis dari sebelumnya yang hanya terpaut seidkit dari mata uang acuan dunia yaitu, Dollar.

Bermula dari krisis inilah pada era 2000-an ini Indonesia mengalami gejolak politik, ekonomi, sosial dan budaya. Peredaran uang atau yang kita sebut dengan inflasi sangat tinggi karena harga barang sangat tinggi. Peredaran rupiah tidak terbendung dan membuat pihak Barat dengan mudah melancarkan politik kotor kepada Indonesia yang membuat perekonomian kita mengalami masa yang kelam di saat ini(bahkan sampai sekarang walaupun sudah agak membaik). Sampai sekarang hutang negara kita mencapai Rp1.878 triliun(dikutip dari : voa-islam.com) pada tahun 2010. Bandingkan dengan hutang Indonesia pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 1.462 triliun ( sumber: kompas.co.id). Dalam kurun waktu 2 tahun hutang Indonesia meningkat. Hal ini lah yang menyebabkan segala kemarutan ekonomi di masyarakat. Hutang tersebut menjadi acuan bahwa bangsa kita sedang dalam kondisi yang tidak baik. Semua hal ini kembali lagi ke dasar. Subjek yang terkena dampak lagi-lagi adalah masyarakat.

Indonesia tercatat sebagai negara kepulauan dengan jumah pulau sebanyak 17.508 buah yang dikelilingi oleh garis pantai sepanjang 81.000 Km dan luas laut sekitar 5,8 juta kilometer persegi dengan Zona Ekonomi Eksklusif seluas 2.78 juta Km2. Ada sekitar 60 juta Penduduk Indonesia bermukim di wilayah Pesisir dan penyumbang sekitar 22 persen dari pendapatan brutto nasional. Bisa dikatakan seharusnya hidup para nelayan sehajtera dengan angka tersebut. Namun, kenyataannya? Mereka masih hidup dalam kubangan kemiskinan karena carut marut kebijakan eknomi dan politik dalam pemerintahan. Kapan kita akan keluar? Mungkin jawabannya ada pada pembuat kebijakan yang kebanyakan menyalahkan atau menyia-nyiakan kepentingan dan aspirasi rakyat. Coba lihat kelakuan anggota DPR yang kedapatan menonton video asusila dari computer tablet yang dia punya. Bayangkan lagi bahwa hal ini dilakukannya pada saat ia sedang mengikuti sidang yang bertujuan utnuk merencanakan dan membuat kebijakan. Saya bisa tambahkan, kemiskinan struktural juga terjadi karena kebijakan politik yang sangat bobrok dari zaman orde baru yang masih dipertahankan sampai sekarang. Kedua, kemiskinan ini juga terjadi karena para wakil rakyat kita banyak yang tidak kredibel, tidak goal oriented, tidak well-organized, dan tidak religius. Kenapa saya memasukkan unsure religius di sini? Saya mempertimbangkan bahwa di dalam diri seorang pemimpin tersebut harus terkandung jiwa yang selalu takut terhadap sang pencipta. Nilai religius yang berasal dari agama inilah yang menjadi pembatas antara hak dan kewajiban dan melakukan hal yang terbaik bangsa dan negara. Seorang pemimpin yang religius setidaknya walau tidak sepenuhnya( karena tidak ada manusia yang sempurna), harus melakukan perbuatan yang terpuji dan lebih mementingkan kepentingan orang laian yang menaruh kepercayaan kepadanya. Dalam hal ini, apabila terjadi kesinambungan antara skill, religious values, dan performa kerja akan membuat rakyat Indonesia akan lebih bisa maju. Kenapa? Dengan hal tersebut, kebijakan yang diambil sesuai dengan tujuan bangsa yaitu untuk memakmurkan rakyat. Bagaiamana caranya? Apakah perlu dengan menambah hutang? Tidak saya rasa. Indonesia sekarang hanya membutuhkan kemadirian ekonomi dan kepositifan situasi politik yang sesuai dengan syariat agama.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.voa-islam.com/lintasberita/suaraislam/2010/04/30/5633/utang-indonesia-2010-naik-rp161824-triliun/
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/02/10043348/Wahh.Utang.Indonesia.Rp.1.462.Triliun
http://www.tempointeraktif.com/hg/kolom/2010/09/27/kol,20100927-249,id.html
http://www.jurnal-ekonomi.org/2006/09/01/peranan-negara-dan-masyarakat-dalam-mengentaskan-kemiskinan/
http://sosbud.kompasiana.com/2010/10/21/kemiskinan-struktural-para-nelayan/
http://mhs.blog.ui.ac.id/najmu.laila/archives/16
http://www.jurnal-ekonomi.org/2006/09/01/peranan-negara-dan-masyarakat-dalam-mengentaskan-kemiskinan/