Kamis, 12 April 2012

Makalah Analisis Legally Blonde

Makalah Analisis Legally Blonde

Ringkasan cerita:
Elle Woods, seorang gadis berambut pirang yang modis dan terkenal akan prestasinya pada kontes-kontes kecantikan menerima kabar mengejutkan dari pacarnya, Warner. Ia memutuskan Elle dengan alasan akan fokus dalam kegiatan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Harvard dan akan segera menjadi senator pada usia 30 tahun. Hal yang menyakitkan adalah ketika Warner berkata: “If I’m going be a senator, well I need to marry a Jackie, not Marilyn.” yang berarti bahwa wanita berambut pirang tidak akan pantas dinikahi oleh lelaki yang akan menjadi senator kelak. Elle sangat kecewa, karena itu berarti ia dianggap tidak layak untuk menjadi pendamping Warner, hanya karena ia mencintai dirinya sebagai wanita berambut pirang dan fokusnya terhadap penampilan yang besar. Patah hati, Elle memutuskan untuk merebut kembali hati mantan kekasihnya dengan berusaha untuk menjadi wanita yang diidamkannya, yakni wanita berlatar belakang hukum dengan masa depan cerah sebagai seorang pengacara. Berikut adalah analisa kisah Elle Woods dalam mencapai impiannya dilihat dari faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi akademis individu, antara lain keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Sekolah:
1.      Para pengajar di tempat Elle menuntut ilmu
a.       Wanita pemberi informasi tentang Harvard School
Wanita yang diajaknya berdiskusi mengenai keinginannya untuk masuk ke Harvard Law School memberinya pertimbangan mengenai pilihannya masuk top three school  tersebut tidak sesuai dengan jurusan yang ditempuh sebelumnya yakni fashion merchandising. Akan tetapi, wanita ini tetap memfasilitasi Elle dengan memberikan informasi mengenai apa saja persyaratan menjadi mahasiswi Harvard berupa memperoleh rekomendasi baik dari professor, esai melamar sebagai mahasiswi, dan memperoleh skor minimal 175 pada LSATs. Sebagai penyedia informasi, wanita ini berkontribusi kepada Elle sehingga Elle menjadi tahu apa saja yang harus dia persiapkan khususnya dalam menghadapi tes LSATs yang membutuhkan banyak hal yang harus dia pelajari dalam memperoleh target minimal skor. Dalam film ini, tidak diberitahukan dengan jelas berperan sebagai siapakah wanita tersebut.

b.      Para professor yang menyeleksi mahasiswa baru Harvard angkatan 2004
Mereka memberikan kesempatan kepada Elle untuk menjadi mahasiswi Harvard Law School angkatan 2004 setelah memeprtimbangkan informasi-informasi yang mereka miliki mengenai Elle.

c.       Professor
·         Ketika memberikan kuliah, professor tergolong aktif menstimulasi interaksi dalam bentuk tanya jawab dengan para mahasiswa di kelasnya. Ini dapat dilihat dari beberapa kali professor memberi pertanyaan-pertanyaan, mempersilahkan mahasiswanya menjawab, dan memberikan kesempatan langsung pada mahasiswa tertentu untuk menjawab pertanyaannya meskipun mereka yang dipilih belum mengajukan diri untuk menjawab. Apa yang dilakukan professor ini sesuai dengan student-centered-learning dimana pelajar yang dituntut lebih aktif dan siap dalam proses pembelajaran sehingga mereka dianggap siap mengikuti kuliah.

·         Ekspektasi professor kepada para mahasiswanya dapat dilihat dari percakapan  “Now, I assume all of you have read pages 1-48 and are now well-versed in subject matter jurisdiction.”. Artinya, professor percaya bahwa para mahasiswa yang beradadi kelasnya sudah membaca terlebih dahulu materi yang akan dibahas dalam kuliah tersebut sebelum kuliah tersebut berlangsung sehingga dia dapat mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi kuliah hari tersebut kepada para mahasiswanya.  Pengaruhnya kepada mahasiswa adalah mahasiswa memperoleh conditioning effect yakni (cek buku psibel) bahwa profesornya mengharapkan karakteristik performa tertentu yang mereka tampilkan ketika hadir mengikuti kuliah di kelasnya. Dalam kasus ini kesiapan mahasiswa dalam menguasai materi kuliah bukan lagi dipandang sebagai tugas dari dosen, melainkan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap peserta kelas, dengan kata lain tidak menguasai materi akan dipandang sebagai hal yang aneh.

·         “I recommend knowing before speaking”

Berdasarkan apa yang dikatakan professor ini, dia berusaha memotivasi para mahasiswanya bahwa sebelum mereka mengutarakan apa yang akan mereka katakan agar sebelumnya mereka sudah memiliki prior knowledge berdasarkan teori yang ada dan paham dengan itu. Implikasinya ketika mereka memberikan pendapat terhadap apa yang ditanyakan professor, mereka memiliki skema berpikir sehingga punya dasar pengetahuan mengenai apa yang disampaikan, kontennya bukan hanya sekadar opini. Usaha professor ini memiliki dampak positif agar para mahasiswa menjadi lebih aware dengan apa yang akan mereka sampaikan dalam konteks akademik ketika kuliah.

·         Memberikan dia reinforce secara asertif ketika pertemuan pertama kuliah dengan cara berdialog dengan Vivian Kensington sebagai berikut:
Professor: “Do you think it's acceptable that Ms. Woods is not prepared?”
Vivian: “I don't.”
Professor: “Would you support my decision to ask her to leave class and to return only when she is prepared?”
Vivian: “Absolutely.”
Professor: “Now, Ms. Kensington...”
Berdasarkan dialog ini, diketahui  bahwa professor menghimbau kepada para mahasiswanya ketika mengikuti kuliahnya agar telah mempersiapkan diri dalam hal pengetahuan tentang materi yang akan dibahas, tetapi juga atensi para mahasiswanya terhadapnya sebagai fasilitator kegiatan perkuliahan yang akan mereka lalui bersama-sama. Atensi menjadi elemen penting dalam proses pengolahan informasi (information processing) sebagai jalur tahapan encode informasi di otak (Santrock, 2011).  

·         Memberi motivasi kepada Elle saat bertemu di salon dengan berkata “If you`re going to let one stupid pick ruin your life. You`re not the girl I thought you were”. Apa yang dikatakan oleh professornya ini membuat Elle bangkit dan tetap melanjutkan berkontribusi dalam penyelesaian kasus Mrs. Windham secara mandiri menjadi pengacara Mrs. Windham menggantikan Professor Callahan.

d.      Professor Callahan
·         Seperti professor sebelumnya, professor ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk berbicara di kelasnya. Terbukti dari beberapa kutipan percakapan di kuliah pertama berikut:
Professor: “Ms. Woods...Would you rather have a client who committed a crime...”
Professor: “Ms. Kensington, which would you prefer?”

·         “I should warn you that in addition to compete in against each other for the top grade in this class, you will also be competing for one of my firm's highly coveted four internship spots next year where you will get to assist on actual cases.” said Professor Callahan.
Dari perkataan professor, dia memotivasi mahasiswanya dengan memberikan reinforce positif berupa keterlibatan mahasiswa dengan nilai-nilai terbaik di kelasnya untuk bergabung dengan law firmnya menangani kasus-kasus di pengadilan. Reinforce in diberikan ketika para mahasiswanya mampu meraih area top grade dalam distribusi normal nilai-nilai mahasiswa di kelasnya. Harapnnya, para mahasiswanya menjadi semakin terpacu untuk memberikan performa optimalnya dalam kegiatan perkuliahan mata kuliah dia yang secara tidak langsung juga memotivasi mahasiswa untuk paham dengan mata kuliah yang diajarkan demi meraih nilai terbaik. Oleh karena Elle berhasil menampilkan performa terbaiknya, dia terpilih sebagai salah satu dari 6 mahasiswa Harvard Law School lainnya untuk menangani kasus Mrs. Windham.

·         Harashment yang dilakukan Professor ketika berdiskusi dengan Elle di ruangannya pada periode mereka masih menangani kasus menjadi reinforcement negatif bagi Elle sehingga dia sempat mengambil keputusan berhenti sebagai mahasiswi hukum Harvard.

·         Ketika professor Callahan menolak menjadi supervisor Elle saat dia dipercaya Windham untuk menjadi pengacaranya dalam sidang menjadi tantangan bagi Elle untuk memberikan performa terbaiknya sebagai pengacara dalam pengalaman pertamanya menangani kasus pengadilan.

2.      Peer Elle
a.       Asrama high school
Sebelumnya, di SMA, Elle adalah presiden dari Asrama Delta Nu, dimana gadis-gadis cantik yang hampir semuanya berambut pirang dan sangat memperhatikan penampilan tinggal. Ia juga berprestasi tampil sebagai Homecoming Queen. Teman-temannya di asrama juga banyak yang memiliki minat yang sama dengan Elle, yaitu fashion, dan mempercantik diri.
Dua teman dekat Elle di SMA yaitu Margot dan Serena juga heran dan bertanya-tanya mengapa Elle ingin masuk ke sekolah hukum. Elle mengatakan alasannya adalah ia ingin mendapatkan kembali mantan kasihnya, sehingga ia harus membuatnya terkesan dengan cara masuk sekolah hukum. Teman-temannya memang sempat meragukannya di awal, namun pada akhirnya tetap mendukung usaha Elle hingga akhirnya bisa masuk sekolah Hukum Harvard.
Teman-teman juga mensupport Elle untuk bangkit dari kesedihan dengan mengajaknya ke salon. Mereka juga mendukung pilihan Elle untuk berusaha belajar giat menghadapi tes LSATs dan membuat video profil diri untuk merekomendasikan dirinya agar diterima oleh para professor di Harvard. Mereka juga mendukung Elle dengan hadir di sidang yang ditangani Elle.


b.      Harvard University
Emmitt
1.      Memberikan pengertian mengapa para dosen aktif bertanya kepada mahasiswanya bahwa itu merupakan penerapan dari metode Sokrates.
2.      Memberikan kiat-kiat menampilkan performa terbaik di setiap kelas. Terbukti dari percakapan berikut:
Emmitt: “Don't worry, it gets better. Who else do you have? “
Elle: “I have Callahan, Royalton, and Levinthal.”
Emmitt: “Let's see, speak up in Callahan's class. He really likes people that are opinionated. And in Royalton's class, try to get a seat in the back. He spits when he talks about products liability.And for Levinthal, make sure you read the footnotes. That's where she gets a lot of his exam questions.”
Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Emmitt, Elle menjadi lebih bersemangat menghadapi kelas-kelas selanjutnya di Harvard Law School.
3.      Dalam perjalanan setelah mewawancarai Mrs Windham V. di salon and spa, Emmett mengatakan bahwa
”Being a blonde is actually a pretty powerfull thing you hold more cards than you think you do i personally would like to see you take that power and channel it to a greater good”. Ini menaikkan self-esteem Elle bahwa meskipun blonde, dia mampu menangani kasus yang sedang mereka hadapi.
4.      Menjadi supervisor dan memberi support pada Elle saat menjadi pengacara Mrs. Windham pada sidangnya. Terlihat dari kata “Go ahead” yang  diucapkan oleh Emmitt ketika Elle merasa ragu melanjutkan pertanyaan yang dia ajukan ke Miss Windham ketika sidang. Ini menjadi reinforce positif bagi Elle untuk lebih percaya diri melanjutkan pertanyaan yang dia ajukan.  

Vivian Kensinngton
Dalam film, keberadaan Vivian dipandang sebagi rival dari Elle. Rivalitas ini sebenarnya dipengaruhi persaingan untuk mendapatkan Warner, mantan pacar Elle. Keyakinan warner tentang pentingnya memiliki pasangan yang pintar menjadi faktor yang mendorong Elle berusaha menyaingi kepintaran dari Vivian. Pengaruh rivalitas ini memotivasi Elle untuk berusaha giat belajar dan paham dengan materi-materi kuliah, usaha kerasnya terlihat dari apa yang ditayangkan di film mulai dari membaca setumpuk buku di perpustakaan hingga membaca ketika memperoleh treatment di salon.

3.      Kekasih Elle sebelum menjadi mahasiswi Harvard (Warner)
Warner menjadi motivator nomor satu Elle dalam film ini hingga Elle manjadi mahasiswi Harvard Law School dan memperoleh pengalaman-pengalaman berharga hingga menunjukkan performa terbaiknya sebagai mahasiswi Harvard Law School. Salah satu prestasinya adalah dia terpilih sebagai mahasiswa yang bersama Profesor Callahan menangani kasus Mrs. Windham dan Graduation Speech Student saat acara wisuda angkatan 2004 mahasiswa Harvard Law School. Keinginan Elle agar Warner menerimanya kembali menjadi kekasihnya dan pantas untuk dilamar sebagai tunangannya menjadi impian Elle yang membuatnya berusaha keras mewujudkan impiannya itu. Dia juga membangkitkan motivasi intrinsik dalam diri Elle, di mana Elle berusaha untuk mencapai kriteria harapan kekasih Warner agar bisa kembali mendapatkan cinta Warner.

4.      Faktor lingkungan fisik
a.       Faktor lingkungan Universitas Harvard cukup berpengaruh khususnya dalam mendukung proses belajar mahasiswa. Keberadaan fasilitas dalam perpustakaan yang mendukung seperti buku sebagai literature pendukung. Faktor lain seperti bentuk ruang kelas yang baik serta jumlah mahasiswa yang dalam ruang kelas mendukung agar proses pembelajaran efektif. Fasilitas lain seperti ketersediaan ruang bebas seperti lapangan serta taman juga mendukung penciptaan lingkungan sosial yang baik dalam universitas.
b.      Faktor ketersediaan serta kebutuhan akan fasilitas pendukung belajar juga penting. Dalam scene awal Elle masuk dalam dunia kuliah, terlihat perbedaan kesiapan yang cukup nyata antara Elle dengan mahasiswa lain. Perbedaan kesiapan ini terlihat dari sarana pendukung seperti ketersediaan laptop dan buku materi kuliah. Fakto dipandang penting khususnya terhadap kesuksesan kuliah tercermin pada scene lain dalam film dimana Elle akhirnya membeli laptop serta berusaha meminjam (atau membeli) buku untuk menunjang kuliahnya.

Masyarakat
1.      Penyusun Massachusetts Supreme Judicial Court
“A law student may appear on behalf of a defendant in criminal proceedings”. Artinya, penyusunnya memberikan kesempatan bagi mahasiswa hukum untuk terlibat aktif dalam sidang pengadilan kasus tertentu atas permintaan tersangka untuk menjadi kuasa hukumnya.  
2.      Amerika Serikat adalah negara liberal dengan berbagai budaya yang berkembang di dalamnya. Masyarakat Amerika Serikat banyak yang beranggapan bahwa wanita berambut pirang itu hanya peduli dengan penampilan fisiknya, meremehkan pendidikan, dan cenderung memiliki tingkat inteligensi rendah. Seperti digambarkan pada film ini, kondisi lingkungan teman-teman di SMA Elle menunjukkan bahwa asramanya yang penuh dengan gadis-gadis pirang cenderung tidak menampilkan motivasi untuk belajar. Berkat Elle, ia menunjukkan prestasi akademis sehingga dapat disimpulkan film ini bertujuan untuk meruntuhkan stereotype masyarakat bahwa wanita pirang juga bisa berprestasi.
3.      Budaya civitas akademika Harvard
Harvard memiliki suatu budaya seleksi yang sangat ketat sehingga meskipun berprinsip bahwa terkadang diperlukan juga sesuatu yang berbeda akan tetapi hampir selalu penerimaan mahasiswa dilakukan dengan seleksi dengan kategori yang sama sehingga siswa yang terpilih untuk masuk ke Harvard cenderung untuk memiliki ciri khas yang sama seperti orang yang pintar, rajin, dan kutu buku.
4.      Status sosial ekonomi keluarga Elle
Elle berasal dari status sosial ekonomi keluarganya berada di atas  dan tidak perlu mengkhawatirkan mengenai masalah keuangan sehingga memungkinkan ia untuk mendaftar di universitas manapun yang ia mau. Karena status sosial ekonomi keluarganya yang tinggi pula, keluarganya merasa anaknya tidak perlu untuk bersusah payah melanjutkan kuliah di fakultas hukum Harvard melainkan bersenang- senang saja sebagai seorang model.
5.      Media Massa
Sewaktu Elle diputusi oleh pacarnya, ia merasa sangat terpuruk akan tetapi hal itu berubah ketika ia diajak temannya ke salon dan ia membaca sebuah majalah. Di majalah itu berisikan berita tentang seorang mahasiswi junior dari Yale yang bertunangan dengan kakak mantan pacarnya. Hal ini menyebabkan ia berpikir bahwa pendidikan yang ia akan tempuh nantinya penting bagi kriteria pemilihan pasangan yang akan dilakukan oleh mantannya tersebut.
6.      Streotipi cara berpakaian dan penampilan
Semua orang yang melihat Elle cenderung berpikiran bahwa ia merupakan seseorang dengan paras yang cantik dan tubuh yang bagus  dan hanya cocok jadi model. Padahal mereka tidak tahu bahwa sebenarnya Elle juga memiliki kemampuan untuk masuk ke sekolah hukum Harvard dan menjadi seorang pengacara apabila ia berusaha dengan maksimal.


Keluarga
1.      Ekspektasi orang tua Elle: Mereka memiliki ekspektasi bahwa Elle akan memiliki karir bagus di fashion merchandising yang telah dipelajari sebelumnya. Apalagi Elle memperoleh indeks prestasi GPA 4.00. Ketika Elle mengutarakan bahwa dia ingin melanjutkan ke Harvard Law School, mereka meragukan pilihan Elle, karena selain Elle telah mendapatkan prestasi di bidang fashion merchandising, mereka juga memiliki stereotip tentang orang-orang yang berkecimpung di bidang hukum (membosankan, serius, dsb). Akan tetapi, mereka tidak melarang Elle untuk mencoba masuk ke sekolah hukum.
2.      Status Ekonomi Keluarga
Elle memiliki keluarga yang kaya sehingga bisa memfasilitasi Elle untuk menempuh pendidikan di Harvad Law School dari segi akomodasi pendidikan dan biaya hidup Elle di sana.
3.      Sejauh apa yang ditayangkan dalam film, diketahui bahwa Elle adalah anak tunggal sehingga orang tuanya memiliki kesempatan lebih dalam memberi perhatian untuk perkembangan terbaik bagi Elle.
4.      Stereotip mahasiswa dan profesi di bidang hukum oleh ayah Elle
Ayah Elle menganggap bahwa sekolah hukum merupakan sebuah sekolah yang hanya diperuntukan untuk orang yang membosankan, jelek dan serius sehingga ia tidak menginginkan anaknya masuk ke sana karena anaknya tidak termasuk ke kategori tersebut.