Kamis, 12 April 2012

SEKILAS TENTANG MUHAMMAD SYAFE'I(TOKOH PENDIDIKAN INDONESIA)


Muhammad Syafe’i (1896 – 1966)


Biodata singkat
Lahir di Sumatera barat tertanggal 21 Januari 1896. Di masa mudanya, beliau mendapat tulisan dr. Ciptomangunkusumo dan dr. Douwes Dekker dari orang tuanya yang membangkitkan jiwa nasionalisme beliau.
Pada tahun 1922, beliau belajar ke Belanda untuk memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman dimana kedua hal tersebut beliau aplikasikan dalam jasanya membangun pendidikan di Indonesia. Hasil dari poin ini, beliau berkesimpulan bahwa metode yang benar yang mampu mengaktifkan murid dan hal inilah landasan beliau dalam membangun INS (Indonische Nederland School) di Kayutanam pada tertanggal 31 Oktober 1926.

Dasar Filosofis Metode Pendidikan Muhammad Syafe’i
Metode pendidikan Muhammad Syafe’I berdasarkan pada nasionalisme dan developmentalisme. Nasionalisme yang dipegang oleh Syafe’i merupakan nasionalisme pragmatis berdasarkan agama, yaitu berpenekanan pada pemandaian bangsa agar dengannya dapat berbuat sesuatu bagi manusia.
Aliran developmentalisme yang dipegang oleh Syafe’i terpengaruh dari gagasan “sekolah kerja” John Dewey dan George Kerschensteiner serta gagasan “pendidikan alam sekitar”-nya Jan Lightart. Konsep sekolah kerja dari Kerschensteiner sistem INS yang karenanya membuat sekolah berbasis aktivitas dan anti pada pengajaran “verbal only”. Beberapa konsep Jan Lightart yang dipakai Syafe’i ialah  konsep pendidikan alam sekitar dan kebebasan murid. Konsep pendidikan alam sekitar membuat INS tidak buta akan daerah sekitar sedangkan konsep kebebasan melatih murid mengetahui makna  tanggung jawab.
Teori Pendidikan
Bagi Syafe’i, pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang digunakan untuk menjalani evolusi kehidupan oleh manusia. Menurut beliau, manusia yang mengikuti perkembangan zamanlah yang dapat bertahan.
Syafe’i menujukan pendidikan untuk membentuk kesempurnaan lahir dan batin seorang individu agar dapat mengikuti arus perkembangan zaman secara kontinuitas. Yang disebut sebagai sempurna lahir dan batin disini, menurut Syafe’i, adalah manusia yang aktif kreatif dalam berhidup di lingkungan mereka.
Beliau juga membuat kurikulum yang ditinjau dari segi tujuan personal pendidikan, kurikulumnya terdiri dari pendidikan umum dan pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan ini disebut sebagai “pelajaran pekerjaan tangan” yang sangat bersesuaian dengan pandangan beliau dalam pendirian INS.
Syafe’i dalam pemahamannya tentang pendidikan, menggunakan prinsip-prinsip psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Prinsip psikologi perkembangannya terfokus pada pemahaman karakteristik perkembangan individu terutama pada perkembangan anak. Sedangkan untuk prinsip psikologi belajar yang digunakan adalah tipe-tipe anak dalam belajar (tipe visual, auditif, motorik dan campuran). Dalam hal ini Syafe’i memberikan penekanan pada tipe motorik dan campuran karena kedua tipe ini belajar dengan beraktifitas, cara yang bersesuaian dengan kekhasan beliau. Pada prinsip ini, Syafe’i cenderung pada empirisme dimana dia mempercayai bahwa berpikir itu berintikan pengalaman
Syafe’i juga memiliki perhatian yang tinggi terkait atensi, daya khayal, bermain, “pekerjaan tangan”, dan pengajaran melalui pengalaman serta anti pada tipe pengajaran “hanya verbal”.
 Dari ulasan mengenai prinsip-prinsip pendidikan Syafe’i dapat disimpulkan bahwa beliau sangat mengangkat konsep “pekerjaan tangan” dan menolak konsep pengajaran “hanya verbal”. Dengan demikian sang pelajar akan aktif dalam belajar (beraktivitas) dan guru menjadi manajer belajar.