Kamis, 23 Juni 2011

PSIKOSEKSUAL SIGMUND FREUD DAN TAHAPAN PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSSON

Dikutip dari Berbagai Sumber:

Psikoseksual Freud dengan Psikososial Erikson



Tahapan Psikoseksual (Freud)

Freud berpendapat bahwa karakter dibentuk pada masa kanak-kanak, ketika anak-anak berhadapan dengan konflik dibawah sadar antara dorongan bawaan dan tuntutan hidup berbudaya. Konflik ini terjadi dalam lima rangkaian kematangan perkembangan psikoseksual, tempat di mana kenikmatan seksual berpindah dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya—dari mulut ke anus lalu ke genital. Di tiap tahapan, sumber utama ada pada pemuasan berubah dari disuapi, eliminasi, dan akhirnya aktivitas seksual.


Berikut adalah lima tahapan dasar perkembangan psikoseksual :
1. Oral (lahir – 12-18bulan), sumber kenikmatan utama bayi berada di mulut.
2. Anal (12-18 bulan – 3 tahun),Kepuasan sensual saat menahan & melepas feces ,toilet training.
3. Phalic (3 tahun – 6 tahun), Zona kepuasan bergeser ke daerah genital
4. Latency (6 tahun – pubertas), Masa tenang di antara tahapan-tahapan sebelumnya
5. Genital (pubertas – kedewasaan), dorongan seksual di salurkan kepada kematangan sekusalitas masa dewasa.


Tahapan Psikososial (Erikson)

Psikososial mencakup delapan tahap spanjang rentang kehidupan. Teori delapan tahap Erikson, sebuah proses perkembangan ego atau diri yang di pengaruhi oleh faktor sosial dan budaya.
Berikut adalah delapan tahap psikososial :
1. Kepercayaan dasar VS ketidakpercayaan (lahir – 12-18bulan), adanya perasaan nyaman dengan ibunya, aman. Pabila anak merasa tidak aman dan nyaman dengan sekitarnya maka anak akan menjadi ketidakpercayaan.
2. Autonomi VS rasa malu & ragu (12-18bulan – 3tahun), Anak mulai mengembangkan dirinya, namun jika anak tidak mampu untuk mengembangkan dirinya akan timbul rasa malu dan ragu untuk melakukannya.
3. Inisiatif VS Rasa bersalah (3tahun – 6tahun), Anak mulai mau untuk mencoba hal-hal baru dalam hidupnya, tetapi jika dia gagal atau tidak mampu dia akan menjadi rasa bersalah pada dirinya.
4. Industri VS Inferioritas (6tahun – pubertas), Anak mulai melakukan suatu percobaan atau mulai membuat suatu inovasi yang dikembangkan dari pikirannya.
5. Identitas VS kekacauan identitas (pubertas – dewasa awal), Anak beranjak remaja, di mana dalam tahapan ini sudah mulai mencari tau siapa dirinya ? Akan seperti apa diinya ? Namun jika remaja bingung menentukan siapa dirinya akan mengakibatkan kekacauan identitas.
6. Intimasi VS Isolasi (dewasa awal), Individu mulai mencoba untuk membuat suatu komitmen dalam hidupnya, baik komitmen dengan lawan jenis maupun komitmen hidupnya di masa depan. Apabila individu tidak dapat atau tidak sanggupberintimasi menyebabkan indiviu akan tertutup atau memisahkan dirinya dengan orang lain.
7. Produktivitas VS Stagnasi (dewasa tengah), Individu sudah mampu membangun dan membimbing anak-anaknya kelak. Dan juga ,hasil produk atau kerajinan inovasi yang telah dia kerjakan dapat di terima dan mendapatkan suatu reward. Kebalikannya, jika individu tidak berhasil maka akan menyebabkan rasa tidak percaya diri.
8. Integritas ego VS Putus asa (dewasa akhir), Menikmati hasil dari jerih payahnya selama muda, menikati masa tua, menerima suatu saat nanti akan adanya kematian.

KESIMPULANNYA :

Perbedaan dari Psikoseksual dan psikososial yakni :

Psikoseksual membahas tentang di bawah sadar. membahas tahapan-tahapan seksual yang terjadi dari anak baru lahir – anak-anak – hingga dewasa. Tahapan tersebut membentuk suatu perilaku individu.
Psikososial, Erikson menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup. Tiap tahap melingkupi apa yang pada awalnya disebut oleh Erikson sebagai ‘krisis’ dalam kepribadian, yaitu tema psikosial utama yang sangat penting pada waktu itu dan, sampai batasan tertentu.

Referensi :
Buku Psikologi Umum I ,Universitas Gunadarma
Diane E. Papalia, et al., Human development, Jakarta : Kencana, 2008
http://chabib.sunan-ampel.ac.id/wp-content/uploads/2008/12/hand-out-teori-sos-modern-pdf.pdf
http://argyo.staff.uns.ac.id/files/2010/08/teori-sosiologi-feminis.pdf